Image
Source image: Google

Ketahui Sejarah Kartu Nama

Kartu nama merupakan penunjuk identitas personal yang didesain seformal mungkin di sebidang kertas berukuran 9 x 5.5 cm atau 90 x 55 mm dengan ukuran yang telah ditetapkan sesuai ukuran Standar Nasional Indonesia ( SNI ) dan tertera nama, jabatan, logo, kontak info.

Namun apakah Anda tahu kalau ternyata kartu nama sudah ada sejak abad ke-15 di Tiongkok. Dahulu pada mulanya kartu nama atau míngcì dibuat hanya untuk bentuk undangan khusus.  Lalu di negara Barat, baru pada abad ke-17 di Eropa fungsi kartu nama mulai diperkenalkan sebagai "kartu dagang" yang berguna untuk memberitahukan lokasi pedagang tertentu

Pada masa awal perkembangannya di Eropa, kartu nama juga digunakan sebagai pemberitahuan tentang kedatangan tamu-tamu bangsawan. Sejarah kartu nama dimulai dengan pelayan yang menyelipkan kartu nama tersebut di bawah nampan untuk kemudian diantarkan kepada tamu yang hadir di kota setempat.

Berbeda bila di Inggris, kartu nama memiliki fungsi sebagai identitas untuk membedakan para pekerja. Para buruh diwajibkan mengenakan kartu nama ketika tengah bekerja dengan tujuan sebagai penunjuk identitas.

Sejak kartu nama diciptakan ternyata pembuatannya tidak sembarangan bahkan hingga saat ini aturan kartu nama tidak pernah berubah.

  • Aturan pertama, menggunakan bahasa dimana si pembuat tersebut tinggal. Pasti Anda jarang menjumpai kartu nama milik orang Indonesia yang menggunakan bahasa Korea. Hal tersebut memang aturan baku kartu nama.
  • Aturan kedua, adalah diharamkan penulisan menggunakan tulisan tangan. Sejak mulai disederhanakan pada abad ke-18 dan mulai dicetak, kartu nama sudah dimuat dengan dibubuhi tinta cetak. Pun awal pembuatannya dengan menggunakan kulit kayu tipis yang di press.
  • Aturan ketiga, tidak diperbolehkan memberikan kartu nama ketika diserahkan kepada penerima. Sejarah kartu nama tidak boleh atau pantang diberikan dalam keadaan rusak atau ada cacatnya.

Sedangkan kartu nama di Jepang disebut meishi. Kartu nama di Jepang biasanya menampilkan nama perusahaan di bagian atas dengan ukuran besar, diikuti dengan jabatan dan kemudian nama orang.

Informasi kontak penting lainnya yang biasanya ditulis antara lain alamat bisnis, nomor telepon dan nomor faks. Meishi dapat juga berisi kode QR untuk memberikan rincian kontak dalam bentuk yang dapat dibaca mesin, tetapi ini belum dipraktikan secara luas. Menurut survei 2007, kurang dari 3% orang Jepang memiliki meishi atau kartu nama yang disertai dengan kode QR.

Meishi harus disimpan dalam tempat kartu nama khusus agar tidak cepat rusak. Sebuah meishi yang diterima juga tidak boleh ditulis/dicorat-coret atau ditempatkan di saku.

Categories: Info

Contact Us

Jl. Martimbang Raya No.31
RT.3/RW.5 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan - 12120
DKI Jakarta, Indonesia
Tel: 0853 8888 1234